PELAPORAN
KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Definisi
Perubahan Harga
Terddapat
dua istilah dalam perubahan harga yang harus dipahami diantaranya adalah :
1.
Perubahan harga umum terjadi apabila
secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keaseluruhan disebut sebagai inflasi sedangkan penurunan
harga disebut dengan deflasi.
2.
Perubahan harga yang spesifik mengacu
pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh
perubahan dalam permintaan dan penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam
suatu negara mungkin berkisar sekitar 5%, sementara harga satu unit apartemen
dengan sati kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50% selama periode yang sama.
Laporan
keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang tercatat sebesar
biaya akuisisi terkininya awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya. Nilai
aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghaasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dari laba yang dinilai lebih tinggi.
Penyesuaian tingkat
harga umum.
Mata uang konstan biaya historis atau equivalen daya beli
umum merupakan jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan harga
tingkat umum. Jumlah nominal merupakan jumlah mata uang yang belum disesuaikan
sedemikian rupa.
Sebagai contoh, selam periode kenaikan harga, aktiva
berumur panjang yang dilaporkan dalam neraca sebesar biaya akuisisi yang
awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut
dialokasikan terhadaplaba periode tahun ini, pendapatan yang mencerminkan daya
beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkandaya beli dari periode
terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh karena itu jumlah nominal harus
disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan
secara tepat dengan transaksi kini.
Sudut
pandang internasional terhadap akuntansi inflasi
Berbagai
negara telah mencoba metode inflasi yang berbeda. Praktik actual juga
mencerminkan pertimbangan pragmatis seperti parahnya laju inflas internasional
dan pandangan pihak yang secaralangsung dipengaruhi oleh angka akuntansi
inflasi. Mengamati beberapametode akuntansi inflasi yang berbeda sangat bermanfaat
pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini.
Amerika
Serikat
Pada
tahun 1979, FSAB mengeluarkan pernyataan standar akuntansi keuangan No.33.
berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga” pernyataan ini mengahruskan
perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang memiliki persediaan dan aktiva
tetap. Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah disesuaikan
dengan SFAS No. 33 mengemukakan bahwa :
· Pengungkapan
ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan.
· Biaya
untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
· Pengungkapan
daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan
data biaya kini.
Inggris
Komisi standar akuntansi Inggris menerbitkan standar
praktik akuntansi 16. Perbedaan SAP 16 dengan SFAS 33 yaitu ;
·
Apabila standar AS mengharuskan akuntansi
dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal.
·
Apabila pelaporan inflasi AS berpusat
pada laporan laba rugi, laporan biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar
di Inggris memperbelohkan tiga pilihan pelaporan :
1. Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan. Dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis.
2. Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
3. Menyediakan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai.
Badan
Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan
kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam satu
lingkungan yang mengalami hiperinflasi. Secara khusus laporan keuangan suatu
perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi.
Apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus
disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini
juga berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan atau
kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter
bersih dimasukkan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga
harus mengungkapkan :
a.
Fakta bahwa penyajian ulang untuk
perubahan dalam daya beli unit pengukuran yang telah dilakukan.
b.
Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan
dalam laporan keuanga utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini.
c.
Identitas dan tingkat indeks harga pada
tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
d.
Keuntungan dan kerugian moneter bersih
selam periode tersebut.
Keuntungan
dan kerugian Inflasi
Perlakuan
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter tergolong controversial. Penelitian
kami terhadap praktik diberbagai negara mengungkapkan perbedaan yang penting
dalam hal ini.
Di Amerika, keuntungan atua kerugian pos-pos
moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan
saldo akhir, serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter, angka
yang dihasilkan diungkapkan sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain.
Keuntungan
dan kerugian kepemilikan
Akuntansi untuk biaya
kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
1.
Laba operasi (perbedaan pendapatan kini
dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi)
2.
Keuntungan yang belum direalisasikan
yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai penggantiyang
meningkatkan bersamaan dengan inflasi.
Kenaikan
dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar yang lebih
tinggi untuk mengganti peralatan, buaknlah suatu keuntungan bak itu berbasis
biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka
perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap, dan aktiva operasi lainnya
merupakan revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus
disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya.
Akuntansi
untuk Inflasi Di luar negri
Para
investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan
deviden, karena nilai investasi mereka tergantung pada deviden dimasa depan.
Potensi suatu perusahaan untuk menghasilkan deviden berkaitan langsung dengan
kapastiasnya untuk memproduksi barang dan jasa.
Jika suatu perusahaan mempertahankan kapasitas
produksinya, baru ada datu deviden dimasa datang yang dapat dipertimbangkan.
Menyajikan ulang akun-akun perusahaan luar negri dan domestic menjadi wkuivalen
harga kini dan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan, informasi
ini memberikan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang
menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih mudah untuk membandingkan dan
mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada yang dilakukan
dewasa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar